Pada waktu lampau, terdapatlah sebuah Langgar yang selalu penuh sesak ketika tiba waktu sholat yang lima. Langgar satu-satunya di Desa Mrinthil ini, meskipun kelihatannya kecil tapi mampu menampung sampai enam puluh jamaah. Dari yang tua sampai yang balita, dari perempuan sampai para lelaki, selalu memenuhi semua baris shaf. Anak balita? Ada. Mereka diajak oleh orang tuanya, karena para orang tua ingin mengenalkan dan membiasakan jamaah di Langgar buat anak-anak mereka. Yang balita digandeng, bersebelahan dengan orang tuanya. Anak yang lebih dewasa dijajarkan dibelakang baris dewasa, di depan baris perempuan. Tapi ya itu, namanya juga anak-anak, ramai, salah gerakan, bahkan celotehan pun sudah biasa. Maklum lah, namanya juga anak-anak. Sampai suatu ketika, Pak Tarub, seorang jamaah paruh baya mengeluh kekhusyukannya terganggu. Karena tingkah bocah-bocah balita, yang sering berlari-lari, lalu menaiki punggung bapaknya ketika sujud, dan tersungkur ketika bapaknya duduk. Beliau p