Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2017

PARTAI KANCIL

Besok pagi pemilu dilangsungkan, orang sini menyebutnya coblosan. Malam ini Partai Kerbau sibuk melakukan serangan fajar. Tiap gang dimasuki, tiap rumah diketuk pintunya. Sembako beserta mie instan berpenyedap telah rapi terbungkus. Ditambah seamplop uang siap didistribusikan ke seluruh penjuru kampung. Untuk menghindari kecurigaan, para petugas partai dilarang memakai baju kebesarannya. Dan bingkisan dilarang bergambar logo partai atau apapun yang bisa mengundang panwaslu turun tangan. Pesan kepada calon pemilih cukup diverbalkan lewat masing-masing petugas saja, “Jangan lupa Bu, besok pagi pilih Partai Kerbau!” Saking banyaknya rumah yang harus dimasuki, dan saking mepetnya jam tayang serangan fajar, maka bingkisan disampaikan secara cepat. Tapi, saking cepatnya, beberapa kali petugas partai lupa memverbalkan dari mana bingkisan ini datangnya. Dan pesan yang paling penting, bagian pesan ‘harus memilih siapa’, juga ndilalah banyak lupa diucap. Saking terburu-burunya mereka di

BIARLAH SETAN TETAP DISEBUT SETAN

“Masih percaya dengan dongeng surga dan neraka, Tong?”, begitu biasanya setan menulis status di facebooknya. Dulu, tahun tujuh puluhan, mereka dipanggil pelacur. Entah apa pertimbangannya, istilah pelacur kemudian diperhalus menjadi Wanita Tuna Susila (WTS). Istilah ini sepertinya mensejajarkan mereka (yang berprofesi tak terpuji ini) dengan tuna-tuna yang lain, seperti Tuna Wisma, Tuna Grahita, Tuna Daksa dan Tuna Wicara. Penyebutan tuna cenderung mempersepsikan penyandangnya pada ketidaksengajaan dan ketidakberdayaan. Pelacur yang bernama wanita tuna susila secara tidak langsung diasosiasikan dengan wanita-wanita yang tidak sengaja bekerja menjajakan seks. Dan mereka diposisikan tidak berdaya untuk keluar dari lubang kesesatan itu. Tahun berganti, istilah WTS diperhalus lagi menjadi Pekerja Seks Komersil (PSK). Kosakata ini mengajak pembacanya untuk memahami bahwa pelacur adalah sebuah profesi, sama dan setara dengan profesi lainnya. Tak perlu dipermasalahkan, tak perl