“Saya
suka berobat ke dokter yang saleh itu. Di pintu kamar praktiknya
terpampang tulisan ‘Sakit Itu Menyehatkan Iman’” (Joko Pinurbo, 19.41 –
20 Agustus 2012)
Gedung
Keuangan Negara I Surabaya punya klinik. Dokter yang praktik usianya
sudah sepuh. Rambutnya sudah tinggal beberapa helai, keriputnya di
mana-mana, tangannya pun kadang bergetar ketika menulis resep. Tak perlu
saya tuliskan gelarnya yang panjang, karena saya pun tak hafal. Kalau
lah saya hafal, saya juga tak tahu arti dan manfaatnya buat saya. Dari
penampakannya cukup lah bagi saya untuk menyimpulkan betapa banyak jam
terbangnya, dan betapa mumpuni ilmu dan pengalamannya.
Dokter
ini tak pernah mendiagnosis yang ngeri-ngeri. Pun ketika saya ke sana
dengan berbagai keluhan yang dramatis. Macam demam hanya di sore hari,
lalu nafsu makan rendah, kulit nyeri dan sebagainya dan seterusnya.
Kesimpulannya tak jauh-jauh dari kelelahan, stres atau kurang istirahat.
Obat yang diberikan biasanya tak jauh dari kaplet vitamin B dan pereda
nyeri.
Rupanya
hasil diagnosis ini sudah jamak diperdengarkan ke hampir semua
pasiennya. Siapapun yang mengaku pernah ke sana pasti memberikan jawaban
yang hampir serupa, stres dan kelelahan. Mungkin dengan tingginya jam
terbang, beliau punya hipotesis bahwa ujung pangkal dari semua penyakit
adalah pikiran. Pikiran yang stres ditambah body yang lelah
rentan memunculkan berbagai penyakit. Maka obatnya tidak lain dan tidak
bukan adalah istirahat yang cukup dan menghibur diri, relaksasi, dalam
rangka meredakan stres.
Hari
itu saya termasuk orang yang beruntung, diagnosis dokter tak mengatakan
saya stres dan kelelahan. Beliau hanya bilang kalau saya kurang gizi.
#haduhakudifollow
#jokopinurbo
#jokopinurbo
Comments
Post a Comment